BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan
sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Menurut pengertian secara
psikologis(Slameto, 2003:2), belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri
seseorang. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya
penelitian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti
suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya berupa
prestasi belajar.
Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu fakor intern ( yang berasal dari dalam individu ) dan faktor
ekstern atau faktor luar. Inteligensi atau kecerdasan adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dari dalam (intern). Inteligensi erat
kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki siswa meliputi kemampuan
menalar, memecahkan masalah, memahami gagasan dan menggunakan bahasa.
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar(Slameto, 2003:56). Dalam kondisi yang sama, siswa yang mempunyai
tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai
inteligensi yang rendah. Meskipun demikian siswa yang inteligensinya tinggi
belum tentu memiliki prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa yang
inteligensinya rendah. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan proses yang
kompleks yang melibatkan banyak faktor yang berpengaruh misalnya status sosial
ekonomi orang tua.
Sosial ekonomi keluarga erat kaitannya dengan belajar anak.
Dengan sosial ekonomi yang memadai, siswa akan dapat fasilitas belajar yang
memadai pula, mulai dari buku-buku, meja belajar, penerangan hingga
berkesempatan untuk memilih sekolah yang baik.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat masalah-masalah yang
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian
kelompok belajar dalam pembelajaran?
2. Apa
hubungan kelompok belajar dengan sosial siswa?
3.
Bagaimana pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar
siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut::
1. Untuk
mengetahui bagaimana pengertian kelompok belajar dalam pembelajaran
2. Untuk
mengetahui bagaimana hubungan kelompok belajar dengan sosial siswa
3. Untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh pengaruh status sosial ekonomi orang tua
terhadap prestasi belajar siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat
yang dapat diambil dan diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Secara
teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya dan memberikan gambaran mengenai pengaruh status sosial
ekonomi dan IQ terhadap prestasi belajar siswa.
2. Secara
praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Sekolah
yakni membantu memberikan informasi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa.
b. Guru
yaitu sebagai bahan masukkan dalam memahami peserta didik dilihat dari status
sosial ekonomi dan kecerdasannya dan memahami interaksinya di sekolah.
c. Bagi
peserta didik dapat menambah wawasan dan memberi motivasi belajar dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok Belajar
Kelompok
Belajar merupakan salah satu pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda (Anonim, 2004:11).
Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (2000: 5-6) pembelajaran kelompok merupakan
pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan
kelompok. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran kelompok didorong atau dikehendaki untuk
bekerjasama pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya
menyelesaikan tugasnya.
Menurut Ibrahim, dkk (2000: 6) model pembelajaran kooperatif biasanya memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
- Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka sehidup dan sepenanggungan bersama.
- Para siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
- Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memilki tujuan yang sama.
- Para siswa harus berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama besarnya dengan anggota kelompok lain.
- Para siswa akan diberikan suatu penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
2.2 Tahap-Tahap Metode Kerja
Kelompok
Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran dengan metode kelompok antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. 1
: Tahap-tahap dalam pembelajaran kerja kelompok
Fase
|
Tingkah
laku guru
|
Fase – 1
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa.
Fase
– 2
Menyajikan informasi.
Fase
– 3
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar.
Fase
– 4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar.
Fase
–5
Evaluasi
Fase – 6
Memberikan penghargaan
|
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa untuk belajar.
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada
siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan tansisi secara efisien.
Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil belajarnya.
Guru mencari cara untuk menghargai
upaya-upaya hasil belajar individu maupun kelompok
|
Berdasarkan tahap-tahap di atas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode kerja kelompok harus dilakukan secara
teratur agar prestasi
belajar
dapat meningkat.
2.3
Tujuan Kelompok Belajar
1.
Meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa.
2.
Mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi.
3.
Mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif.
4.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
5.
Meningkatkan prestasi belajar siswa
·
Jenis-jenis Kelompok Belajar
Kelompok
belajar terdiri atas berbagai macam jenis. Terbagi berdasarkan jumlah siswa per
kelompok dan berdasarkan kemampuan siswa. Adapun pembagiannya adalah sebagai
berikut :a.Kelompok belajar berdasarkan jumlah siswa per kelompok :
1.Kelompok
besar, dengan jumlah siswa antara 20-40 orang, misalnyakomunitas percakapan
Bahasa Inggris.
2.Kelompok
kecil, dengan jumlah siswa antara 5-10 orang.
3.Kelompok
individual, dengan jumlah siswa antara 1-5 orang, misalnyakelompok KIR (Karya
Ilmiah Remaja)
b.Kelompok
belajar berdasarkan kemampuan siswa :
1.Kelompok
belajar sedang, adalah kelompok belajar yang dibentuk berdasarkan pada kemampuan siswa yang masih
membutuhkan bimbingan dan dorongan secara utuh supaya kelompok tersebut
berhasil.
2.Kelompok
belajar cukup, adalah kelompok belajar yang dibentuk berdasarkan pada kemampuan siswa yang masih
membutuhkanmotivasi dan perhatian supaya berhasil untuk mencapai tujuan.
3.Kelompok
belajar baik, adalah kelompok belajar yang dibentuk berdasarkan pada kemampuan siswa yang sudah
mulai mandiri dalammenyelesaikan tugasnya
·
Kriteria-kriteria Pembentukan
Kelompok Belajar
Dalam pembentukan kelompok belajar ada beberapa kriteria
yang perludiperhatikan, antara lain: tujuan, materi, fasilitas belajar, dan
karakteristik siswa..Jika fasilitas belajar dipandang hanya dapat digunakan
oleh kelompok kecil secara bergantian, maka siswa harus dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil
·
Teknik Pembentukan Kelompok Belajar
Untuk membentuk Kelompok belajar, ada beberapa cara atau
tehnik yangdapat digunakan, yaitu pembentukan yang bersifat :
a) Teknik
Pembentukan Secara Otoriter Dalam pembentukan kelompok belajar dengan cara ini
kelompok ditentukan sedemikian rupa oleh guru atau pembimbing
tanpamemperhatikan pendapat anak-anak.Dengan demikian maka kelompok itu besar
kemungkinannya tidak sesuai dengan kehendak anak-anak..
b) Tehnik
Pembentukan Secara BebasTeknik ini adalah dengan menyerahkan pembentukan
kelompok belajar itukepada anak-anak sementara guru atau pembimbing tidak ikut
campur tangan.Tehnik ini merupakan tehnik yang sebaliknya dari yang
pertama.Tehnik inipun mengandung segi-segi yang menguntungkan disamping juga
ada segi-segi yang menguntungkan disamping juga adasegi-segi kelmahannya
·
Keuntungannya
ialah :
• Anak-anak
dapat memilih teman –teman yang betul-betul cocok sehingga mereka betul-betul
kompak dan dapat diharapkan akan dapat berlangsung dengan baik.
• Di
dalamn kelompok itu ada kepercayaan yang mendalam sehinggaanta mereka dapat
berterus terang mengenai segala sesuatu.
·
Kelemahannya
ialah :
• Mungkin
akan ada anak yang tidak dipilih sama sekali untuk masuk kekdalam kelompok.
Bila hal ini terjadi maka akan membawa akibatyang kurang baik.
• Ada
kemungkinan bahwa kelompok yang satu dengan yang lain akansaling tertutup
menutupi sehingga akan dapat menimbulkan ekses yangkurang baek.
• Ada
kemungkinan bahwa anak-anaka yag pandai akan menjadi satukelompok, demikian
pula dengan anak-anak yang bodoh.situasi yangdemikian tentu akan berakibat
tidak baik.
• Ada
kemungkinan anak –anak dari lingkungan sosial yang baik,terutama dari segi
sosial-ekonomi, menjadi satu dan demikian jugasebaliknya.keadaan yang demikian
ini jelas tidak baik dari segi pendidikan karena pada anak-anak akan tertanam
sifat atau sikap yangkurang baik.anak yang satu akan memandang rendah anak yang
lainc)Tehnik Pembentukan Secara TerpimpinPembentukan kelompok belajar dengan
tehnik ini merupakan tehnik yangsebaik-baiknya.Tehnik ini merupakan perpaduan
dari kedua tehnik diatas.
·
Manfaat Kelompok Belajar
1.Belajar
dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasisemangat belajar
antara teman satu dengan lainnya.
2.Saling
berbagi informasi dan pengetahuan antara teman. Teman yang pandai dapat
mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada temanlainnya. Dengan begitu,
materi yang diserap oleh siswa dapat meratakepada siswa lain.
3.Membangun
komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
4.Bekerjasama
menyelesaikan PR maupun tugas sekaligus bersosialisasi diluar sekolah sehingga
tidak membosankan.
5.Meringankan
tugas yang diberikan kepada siswa karena dikerjakan bersama-sama dengan siswa
yang lain.
6.Mengoptimalkan
kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu permasalahan.
7.Belajar
lebih menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok.
·
Belajar Kelompok yang Efisien
1.Jumlah anggota
kelompok maksimal adalah 5 orang. Dengan anggotakelompok yang tidak terlalu
banyak diharapkan siswa bisa lebih focusdalam berdiskusi.
2.Tentukan
materi belajar jauh-jauh hari sebelum belajar kelompok dilaksanakan. Menentukan
materi belajar sebelum belajar kelompok dilakukan adalah sangat penting agar
semua anggota bisa mempersiapkandiri terhadap materi yang akan didiskusikan.
3.Waktu
belajar kelompok minimal 2 jam tiap pertemuan dan dilakukan 3kali dalam
seminggu.
4.Ciptakan
suasana belajar yang serius tapi santai. si.
5.Manfaatkan
waktu untuk mengerjakan soal-soal yang telah disepakati.
2.4 Kelompok Belajar Berdasarkan
Pengelompokan Sosial
Pengelompokan yang dimaksud adalah sebuah metode pemisahan
siswa dalam sebuah kelompok belajar berdasarkan aspek sosial anak,sosial disini
berarti cangkupan bersosialisasi peserta didik dengan teman – temannya yang ada
di kelas.
Sosial disini juga berarti sejauh mana pergaulan peserta
didik dengan teman – temannya dikelas,dengan temannya yang dirasa oleh mereka
dekat maupun temannya yang kurang dekat dengan mereka.
Dalam sebuah kelompok belajar inilah yang sangat diharapkan
oleh guru dapat menunjang prestasi belajar peserta didik serta pemahaman meteri
ajar oleh peserta didik.Diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan
teman-temannya dalam satu kelompok belajar kecil,dalam hal ini berdasarkan
pengelompokan sosial siswa cenderung memilih teman yang dianggapnya dekat dan
mereka senangi.Mereka juga akan meresa tidak nyaman bila guru menentukan teman
sekelompoknya adalah teman yang kurang dekat bahkan tidak mereka sukai,karena
dlam hal ini peserta didik akan merasa leluasa dan enjoy dalam bekerja dalam
sebuah kelompok belajar jika sekelompok dengan teman dekatnya sendiri atau
teman bermainnya dirumah.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi
pengelompokan sosial :
· Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang
dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan
orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial
lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang
memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
·
Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada
kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah
menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki
kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat,
kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal
lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk
membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Menurut Para ilmuan :
· J Mayor Polak
Kelompok belajar adalah Sejumlah
orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.
· J Robert K Merton
Kelompok belajar adalah Suatu unit
yg terdiri dari 2 orang/lebih, yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang
telah mapan.
· J Mac Iver & Charles H
Page
Kelompok belajar adalah Himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yg hidup bersama. Bersifat saling mempengaruhi
dan dengan kesadaran untuk saling menolong.
2.5 Ciri
dari kelompok belajar berdasarkan pengelompokan sosial :
· Menurut Soerjono Soekanto
-
Adanya kesadaran sebagai bagian drai kelompok yang bersangkutan
-
Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yg lain.
-
Ada suatu faktor pengikat yg dimiliki anggota-anggota kelompok, sehingga
hubungan diantara mereka bertambah erat
-
Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilakuyg sama
-
Bersistem dan berproses
2.6 Penggunaan metode kerja kelompok :
a.
Pengelompokan
untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
b.
Pengelompokan
atas dasar perbedaan kemampuan belajar :
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c.
Pengelompokan
atas dasar perbedaan minat belajar :
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
d.
Pengelompokan
untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e.
Pengelompokan
untuk pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
f.
Pengelompokan
untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Kelebihan dan kelemahan kerja
kelompok :
Kelebihan :
a.
Dapat
memupuk nasa kenjasama.
b.
Suatu
tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c.
Adanya
persaingan yang sebat.
Kelemahan :
a.
Adanya
sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah
merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b.
Bila
kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau
didominasi oleh seseorang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siswa SD sebenarnya selalu membutuhkan adanya kelompok
pada saat melakukan kegiatan belajar. Dalam kelompok, siswa dapat
mengaktualisasikan diri. Melalui kegiatan belajar dalam kelompok, siswa
memperoleh banyak hal antara lain siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang lebih banyak karena mereka dapat belajar dari sesama teman.
Belajar dari sesama teman memiliki makna lebih
besar sebab siswa lebih mudah memahami bahasa dan isyarat yang diberikan oleh
temannya. Lewat kegiatan berkelompok pula siswa memperoleh berbagai hal yang
sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang
lain, sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup
bersama orang lain.
Dalam sebuah kelompok belajar inilah yang sangat diharapkan
oleh guru dapat menunjang prestasi belajar peserta didik serta pemahaman meteri
ajar oleh peserta didik.Diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan
teman-temannya dalam satu kelompok belajar kecil,dalam hal ini berdasarkan
pengelompokan sosial siswa cenderung memilih teman yang dianggapnya dekat dan
mereka senangi.
3.2 Saran
Buatlah kondisi kelas konndusif terlebih dahulu agar peserta didik
siap untuk menerima dan menyerap pelajaran yang akan mereka dapatkan.Gunakanlah
metode dan strategi yang tepat dalam penyampaian materi ajar agar mudah di
cerna oleh peserta didik,pakailah media pembelajaran yang cocok dan sederhana
agar pemahaman siswa terhadap materi yang kita sampaikan dapat maksimal.
Ketika kita akan membuat sebuah kelompok belajar dalam
sebuah kelas usahakan perhatikan aspek – aspek yang penting diantaranya aspek
sosial,teman dekat dan kemampuan anak,itu semua akan memudahkan siswa dalam
berinteraksi ketika belajar kelompok.
Buatlah peserta didik senyama mungkin dengan kita,dengan
teman – temannya,dengan pelajarannya serta dengan suasana kelasnya agar
tercipta pemahaman materi yang maksimal dari peserta didik terhadap materi
pelajaran yang kita sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Wikipedia.com//kelompok belajar
·
Google search//kelompok belajar siswa
·
Google.search//kelompok belajar
berdasarkan pengelompokan sosial
·
http://kelompok
belajar dan peran guru dalam mengoptimalkan prestasi belajar siswa.
Mohon maaf saya mau bertanya maksud dari pembentukan kelompok secara terpimpin itu seperti apa ya? saat ini saya lagi mencari referensi mengenai teknik pembentukan kelompok yang paling efektif untuk penelitian skripsi saya.
BalasHapusditunggu jawabannya secepatnya. terimakasih sebelumnya.
Win Real Money with JackpotCity Casino - Get a 100% Bonus
BalasHapusJackpot City goyangfc.com Casino is an instant-play and mobile casino, launched in 1xbet login 2017. It is a new online gambling septcasino.com site dental implants that features slots, poker, sol.edu.kg bingo,